Aku
kembali termenung dan mencoba kembali bangkit dari penjajahan hawa nafsu setan.
“Ya Allah, ampunilah diriku yang hina ini” tangisku dalam panjatan do’a-doa
yang menguatkan diri. Dari pengalaman kedua diriku jatuh bangun karena perasaan
suka terhadap lawan jenis membuatku memiliki pelajaran yang berarti dalam
hidupku dan berharap agar hal ini tak akan terulang sampai aku benar-benar
menemukan jodohku yang telah tertulis di Lauh Mahfudz. Istighfar, Ikhtiar,
Tawakal, Ikhlas, Ridho, dan terus mencoba memperbaiki diri. Ternyata aku
kembali diuji dengan seseorang yang begitu sholeh dimataku, baik akhlaknya, dan
pemilik suara merdu yang pandai bertilawah. Perang yang terus berkelanjutan
dalam diri ini, tak tertahan lagi sampai diriku terus memuji-mujinya dalam
hatiku yang teramat dalam. Sesosok lelaki idaman yang aku pun terlalu berharap
sampai-sampai perasaanku ini tak lagi ku pendam sendiri namun sudah terlanjur
diketahui semua orang di sekitarku dan bahkan dirinya mengetahui bahwa aku
sangat mengidamkannya. Aku semakin bersemangat dalam meningkatkan ibadah karena
dirinya, karena aku berusaha ingin menjadi seseorang yang ia pilih. Tiada ku
sadari hal ini bersarang dalam hati, cobaan yang lebih berat dari sebelumnya.
Niat yang lillahi ta’ala seketika berubah pada awal-awal aku menyukainya, aku
yang terlalu luluh terhadap nya sehingga aku lupa akan niatku sendiri.”Yaa
Allah, apa yang telah diriku lakukan dan telah seberapa besarkah kehinaan ini.
Ampuni Hambaa..” kembali ku panjatkan do’a ketika ku mulai tersadarkan akan
hasutan setan yang sangat halus. Sungguh aku ingin kembali ke jalan yang benar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar