Rabu, 08 Januari 2020

[06. Takjub] 

Masih dalam perjalanan tapak kaki kehidupan. Kini, terhitung usiaku telah 20 tahun. Entah, sudah berapa kali aku tersandung pada pematang jalan yang kukira indah. Namun nyatanya, kian sukar bahkan hampir-hampir membuatku tersungkur. Pematang fatamorgana,  ia membias sebab hawa nafsu semata. Lalu, tatapku mengarah pada birunya langit. Aku pikir seluas itu pula harapanku. Aku pun bangkit kembali sembari membasuh luka. Untungnya luka itu tidak busuk. Ia hanya meregenerasi yang sempat tergores. Kekata pepatah bijak,  ia akan melembut seiring berjalannya waktu bersamaan dengan nutrisi ruhiyah yang senantiasa tercukupi. Maka atas bimbingan-Nya, ia pasti akan terpaut. 

Pematang takdir itu benar adanya. Titiannya memang berbeda-beda. Jauh perjalanannya dan entah kapan bermuaranya. Tetapi, aku yakin dengan sejuknya angin yang akan membawa segalanya pada sebuah navigasi intuisi. Maka pastikan diri, jangan pernah menepi.. Teruslah berbenah dan memperbaharui niat dengan setulus hati kepada Allahu Robbi. 

Ingat wahai diri, Allah itu dekat.. Allah Maha Melihat segala bentuk maksiat karena Allah lebih dekat daripada urat leher. 

Jemariku kini getir. Apakah aku benar-benar tertampar atas apa yang selama ini sudah kutulis? Tentang masa lalu, hari kemarin, yang semua akan menjadi terbit menjadi buku pertanggungjawaban di yaumil akhir. 

Bukan #30haribercerita
Abaikan #30hbc2006
Tulis aja selagi mampu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar