Sabtu, 09 Januari 2016

Ruang Qalbu #1


Asslamu'alaikum wr.wb. Para sahabat semua yang kucintai *tsahahahaa* Pertama-tama Alhamdulillah akhirnya bisa buka blog lagi :v Dan kedua perkenankan diriku ini menyampaikan sepatah dua patah kata. *Cek-cek sound cek, Ekheemm* Diriku hanya ingin menyampaikan permohonan maaf karena sudah beberapa bulan semenjak blog ini diresmikan oleh om gugel dan postingan peresmian kontrak telah di update setelahnya menjadi  hampa kembali dikarenakan diriku bingung mau mencurahkan apa di sini :'v wkwkwk. Nah, berhubung malam ini malam minggu yaa dan padahal lagi banyak PR sih dan hapalan-hapalan lain yang musti dihapal euumm:') Tapi apalah lagi pengen nulis >.< Sekalian bikin gambaran buat novellet insya Allah, aamiin.. 
Jadi aye dimari mau share sepintas gambaran novellet nya yaa, judulnya " Ruang Qalbu" hehee.. karena ini postingan blog jadi aku bagi jadi 4 chapter yaa ^^ Pantengin teruss blog nyaa gaiss wkwk :D Cekidottttt ~!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!Bismillahirrahmanirrahim..

Ruang Qalbu #1 ( Opening )


Mungkin saat ini aku baru saja mendapatkan masalah besar yang harus aku perangi dalam hati ini. Hatiku mulai bergemuruh, nafsu yang mulai bergejolak ingin mendapatkan sepucuk pelita kemerdekaan untuk dipenuhi, serta pikiranku yang mulai tak terkendali siang-malam terjajah oleh bayang-bayang dirinya. Hatiku berontak meronta menahan rasa sesak yang ku rasakan ketika mengingat wajahnya. Perasaan ini tak lain adalah jatuh cinta. Terlalu dini rasanya aku menyebut kata cinta diusiaku yang terbilang masih di bawah 17 tahun. Akan lebih cocok apabila dikatakan bahwa aku telah mulai menyukai seorang lawan jenis dalam masa remajaku. Kali pertamaku menyukai seorang lawan jenis ketika aku duduk di bangku kelas 2 SMP, dimana aku benar-benar tidak mengerti apa yang ku rasakan pada saat itu. Sulit dipercaya teman-temanku yang lain tanpa ragu mencoba apa yang namanya pacaran pada saat mulainya masa putih biru. Disaat teman-temanku tengah kecanduan dalam masa keasmaraannya dengan kisah sepasang kekasih dalam percintaan monyet, aku lebih memilih memendam apa yang ku rasakan walau ada rasa sesak di dada. Ingin sekali ku sampaikan rasaku ini kepada pujaan hati yang diam-diam ku idami. Namun aku sadar, aku masih butuh pendidikan yang matang tanpa terkontaminasi oleh hawa nafsu belaka. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar