Asslamu'alaikum wr.wb. Para sahabat semua yang kucintai *tsahahahaa* Pertama-tama Alhamdulillah akhirnya bisa buka blog lagi :v Dan kedua perkenankan diriku ini menyampaikan sepatah dua patah kata. *Cek-cek sound cek, Ekheemm* Diriku hanya ingin menyampaikan permohonan maaf karena sudah beberapa bulan semenjak blog ini diresmikan oleh om gugel dan postingan peresmian kontrak telah di update setelahnya menjadi hampa kembali dikarenakan diriku bingung mau mencurahkan apa di sini :'v wkwkwk. Nah, berhubung malam ini malam minggu yaa dan padahal lagi banyak PR sih dan hapalan-hapalan lain yang musti dihapal euumm:') Tapi apalah lagi pengen nulis >.< Sekalian bikin gambaran buat novellet insya Allah, aamiin..
Jadi aye dimari mau share sepintas gambaran novellet nya yaa, judulnya " Ruang Qalbu" hehee.. karena ini postingan blog jadi aku bagi jadi 4 chapter yaa ^^ Pantengin teruss blog nyaa gaiss wkwk :D Cekidottttt ~!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!Bismillahirrahmanirrahim..
Ruang Qalbu #1 ( Opening )
Mungkin
saat ini aku baru saja mendapatkan masalah besar yang harus aku perangi dalam
hati ini. Hatiku mulai bergemuruh, nafsu yang mulai bergejolak ingin mendapatkan
sepucuk pelita kemerdekaan untuk dipenuhi, serta pikiranku yang mulai tak
terkendali siang-malam terjajah oleh bayang-bayang dirinya. Hatiku berontak
meronta menahan rasa sesak yang ku rasakan ketika mengingat wajahnya. Perasaan
ini tak lain adalah jatuh cinta. Terlalu dini rasanya aku menyebut kata cinta
diusiaku yang terbilang masih di bawah 17 tahun. Akan lebih cocok apabila
dikatakan bahwa aku telah mulai menyukai seorang lawan jenis dalam masa
remajaku. Kali pertamaku menyukai seorang lawan jenis ketika aku duduk di
bangku kelas 2 SMP, dimana aku benar-benar tidak mengerti apa yang ku rasakan
pada saat itu. Sulit dipercaya teman-temanku yang lain tanpa ragu mencoba apa
yang namanya pacaran pada saat mulainya masa putih biru. Disaat teman-temanku
tengah kecanduan dalam masa keasmaraannya dengan kisah sepasang kekasih dalam
percintaan monyet, aku lebih memilih memendam apa yang ku rasakan walau ada
rasa sesak di dada. Ingin sekali ku sampaikan rasaku ini kepada pujaan hati
yang diam-diam ku idami. Namun aku sadar, aku masih butuh pendidikan yang
matang tanpa terkontaminasi oleh hawa nafsu belaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar